Rabu, 23 Juni 2010

Gurita Bisnis di Indonesia


Dimuat di Koran Jakarta Kamis, 06 Mei 2010


Judul : 50 Great Business Ideas
from Indonesia
Penulis : M. Ma’ruf
Penerbit : Hikmah, Jakarta
Tahun : I, Januari 2010
Tebal : 328 halaman
Harga : Rp.64.000

“Apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro.” Jargon tersebut nyaris menghiasi seluruh rumah makan di seantero Nusantara, bahkan kerap ditayangkan media massa, baik cetak maupun elektronik, sehingga akrab di mata dan telinga kita.

Orang mungkin sulit membayangkan bahwa kemasan teh botol yang kita kenal saat ini lahir hanya dari sebuah strategi pasar untuk mengatasi merosotnya harga teh secara terusmenerus.

Penemunya, Sosrodjojo, pertama kali menjualnya pada 1940 dalam kemasan teh kering siap saji bermerek dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah, Slawi, ke sejumlah pasar di sana secara eceran.

Namun, konsumen tidak begitu memedulikan cara meracik teh yang baik sehingga menenggelamkan teh yang sebetulnya berkualitas bagus tersebut.

Kamis, 17 Juni 2010

Hijrah Sebagai Tonggak Sejarah



Judul Buku: Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam
Judul Asli: Destiny Disrupted: A History of the World Through Islamic Eyes
Penulis: Tamim Ansary
Penerjemah: Yuliani Liputo
Penerbit: Zaman
Cetakan: I, tahun 2010

Selama ini persepsi mengenai sejarah dunia selalu terbentuk dengan asumsi bahwa Barat (Eropa) sebagai pusat episentrum dari pergerakan yang ada di seluruh dunia, yang lain hanyalah periferi yang berfungsi sebagai pelengkap dari terbentuknya sejarah Barat.

Dengan kata lain ketika menyebut kata “Dunia” maka yang dimaksud oleh kata itu identik dengan Dunia Barat. Asumsi dan paradigma inilah yang ingin dirubah oleh Tamim Ansary, penulis buku ini. Konsepsi modern tentang sejarah dunia yang meminggirkan bahkan menihilkan eksistensi kaum muslimin, termasuk peradaban lain seperti china, dalam narasi besar dunia.

Marginalisasi ini bukanya tanpa sebab, persaingan, konfrontasi bahkan peperangan yang sering terjadi antara Islam dan Barat merupakan salah satu alasannya, selain itu juga dikarenakan konsepsi modern yang terbentuk saat ini merupakan konstruksi Barat-sentris mengingat mereka penguasa peradaban saat ini.


Rabu, 01 April 2009

Sepatu Melayang Menerjang Biang Perang

Judul Buku: Good Bye Bush: Sepatu Perpisahan dari Baghdad

Penulis: Muhsin Labib

Penerbit: Rajut Publishing

Cetakan: Pertama, Januari 2009

Tebal: 96 halaman

Konon, sepatu berfungsi terutama sebagai alas pelindung kaki dari kerikil atau benda-benda tajam di jalanan, seiring dengan perkembangan selera “peradaban”, kemudian sepatu bukan hanya sebagai alat pelindung kaki, juga menunjukkan prestise dan kelas sosial pemakainya yang dalam dunia konsumerisme-hedonisme diukur dengan gaya dan popularitas (baca: Trade Merk) sepatu tersebut.

Namun, di tangan Muntadhar al-Zaidi fungsi sepatu tidak hanya sebatas pelindung alas kaki maupun pengukur kelas sosial seseorang, tetapi juga ternyata cukup ampuh digunakan sebagai senjata ideologis yang efektif untuk melakukan resistensi terhadap kepongahan Adidaya Amerika Serikat, juga secara sukses meruntuhkan kewibawaan sang Agresor tanpa tanding yang merasa seolah-olah menjadi presiden seluruh dunia itu.
George W. Bush agaknya pantas disebut sebagai Presiden tersial di dunia sepanjang tahun 2008, Presiden Amerika yang menjadi penggagas invasi militer ke Irak dan Afganistan hingga menewaskan ratusan ribu warganya inilah yang menjadi sasaran pelemparan sepatu oleh al-Zaidi pada tanggal 14 Desember 2008 dan pastinya takkan terlupakan oleh Bush hingga ke liang lahat.

Jumat, 16 Januari 2009

Cahaya Berhaji


Oleh: Noval Maliki
Judul Buku: Terapi Hati di Tanah Suci: Ya Allah Jadikan Aku Cahaya
Penulis: Hernowo
Penerbit: Lingkar Pena Kretiva
Cetakan: Pertama, September 2008
Tebal: 200 halaman

Di dalam Islam, ibadah haji menempati posisi terakhir dari rukunnya yang lima. Setelah Syahadat, Shalat, Zakat dan puasa. Apabila rukun yang pertama hingga keempat semua muslim wajib melaksanakannya, sedangkan ibadah haji hanya diwajibkan kepada mereka yang benar-benar mampu baik secara finansial, mental hingga kesehatan fisiknya. Hal ini dikarenakan haji hanya dimungkinkan terlaksana bila kita mampu melaksanakan perjalanan untuk berkunjung ke rumah Allah (bait allah) di Makkah juga ritual lainnya di Madinah, dua kota suci umat Islam yang terletak di Jazirah Arab. Inilah merupakan salah satu ke "unikan" dari ibadah ini.

Sebagai sebuah perjalanan ibadah yang spesial dan cukup panjang, di dalam melaksanakan haji tentu saja didapati beraneka pengalaman religiousitas (religious experiences) oleh pelakunya sehingga dari pengalaman tersebut diharapkan membekas dan mampu merubah semua aspek kehidupannya menjadi lebih baik, atau yang dikenal dengan istilah haji mabrur. Inilah yang menjadi point utama buku ini, penulisnya (Hernowo) hendak sharing pengalaman pribadinya kepada pembaca, terutama calon jama'ah haji, bagaimana ritualitas yang dilakukannya selama menjalankan ibadah haji dan apa yang dirasakannya setelah menjadi tamu Allah tersebut, selain itu kelebihan buku ini juga mengajarkan kepada pembaca bagaimana metode menghimpun pengetahuan mengenai ibadah haji dari berbagai buku yang dianggap cukup praktis sehingga memudahkan calon jama'ah dalam melaksanakan ibadahnya.

Kamis, 15 Januari 2009

Plus-Minus Front Pembela Islam (FPI)



Oleh: Noval Maliki,
Judul Buku: Hitam-Putih FPI (Front Pembela Islam)
Penulis: Andri Rosadi, Lc, M.Si.
Penerbit: Nun Publisher
Cetakan: Pertama, Juli 2008
Tebal: 240 Hlm.

Mungkin jawaban yang ada di benak saya, tidak jauh berbeda dengan anda pembaca ketika ditanyakan, organisasi masyarakat (ormas) apa yang identik dengan aksi kekerasan? Atau bila lebih dikerucutkan lagi siapa tokoh yang saat ini dikenal paling “garang” dalam menyampaikan pandangan-pandangan keagamaannya, terutama dalam hal penegakan ‘amar ma’ruf nahi munkar dan pembubaran aliran Ahmadiyah?

FPI dan Habib Rizieq Shihab adalah dua nama yang secara spontan mungkin terlintas untuk menjawab dua pertanyaan di atas. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Maklum sang Habieb, yang keturunan tokoh legendaris Betawi si Pitung dan juga secara geneologis merupakan ahlul-bait keturuanan Rasulullah saw. ini, merupakan pendiri utama ormas tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa FPI adalah representasi dari Habieb Rizieq, ia adalah pusat wacana sekaligus produsen kebenaran yang linuwih tak tertandingi hingga kini bagi ormas tersebut.

Meskipun hal tersebut bukan jaminan untuk tidak terjadinya “pembusukan” dari internal FPI sendiri, mengingat tidak sedikit yang mencatut nama dan pengaruh Habieb maupun FPI, justru untuk mengeruk kepentingan pribadi. Sehingga kemudian terjadi friksi yang dikenal istilah FPI hitam, yang mbalelo dan menyimpang, dan FPI putih, yang konsisten pada garis perjuangan organisasi.